Cara Kelola Sampah Anorganik Lunak dan Keras Melalui 5R
Konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Repair, Refuse) adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengelola sampah anorganik dengan lebih efektif, baik limbah keras anorganik maupun limbah lunak anorganik. Berikut penjelasan rincinya:
Menghemat Biaya Pengelolaan Limbah
Dengan proses daur ulang, biaya pengelolaan limbah tentu akan berkurang drastis. Limbah dapat dimanfaatkan untuk membuat barang baru, sehingga biaya pengolahan limbah menjadi berkurang.
Proses pengelolaan limbah anorganik tentu bukan menjadi hal yang mudah. Lebih-lebih untuk industri yang menghasilkan limbah ini dalam jumlah besar setiap tahunnya. Proses pengolahan harus dilakukan sesuai dengan aturan berlaku.
Bahkan, orang yang memegang tanggung jawab untuk proses pengolahan juga diharuskan mempunyai sertifikasi yang menunjukkan kompetensi yang dimilikinya.
Untuk mendapatkan sertifikasi ini, pelatihan khusus bisa dilakukan. Bila ingin karyawan mengikuti sejumlah pelatihan hingga sertifikasi limbah, Mutu Certification dapat dijadikan sebagai pilihan.
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang Pengujian, Inspeksi, dan Sertifikasi, serta menjadi mitra terpercaya bagi lebih dari 3.000 perusahaan, tim tenaga ahli profesional Mutu International siap membantu perusahaan Anda. Sertifikasi dari Mutu Certification tidak perlu diragukan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelatihan pengolahan limbah anorganik.
Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.
KOMPAS.com - Lingkungan tempat kita hidup tidak pernah terlepas dari masalah limbah, sebab setiap harinya aktivitas manusia pasti menghasilkan limbah.
Limbah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi.
Sejalan dengan definisi menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.
Limbah dapat dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti, aktivitas pasar, industri, peternakan, pertanian, serta rumah tangga.
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Berikut penjelasan mengenai limbah organik dan anorganik beserta perbedaanya:
Baca juga: Mengenal Prinsip Pengolahan Limbah dan Indikatornya
Jenis limbah yang mudah diuraikan atau mudah membusuk disebut limbah organik. Limbah organik merupakan limbah yang dapat diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob maupun anaerob.
Pada dasarnya limbah organik adalah jenis limbah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik, maka dari itu limbah jenis ini dapat mudah terurai secara alami dengan bantuan mikroorganisme.
Namun, bukan berarti limbah organik bisa dibiarkan begitu saja. Ia tetap saja limbah yang perlu penananganan agar tidak memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Baca juga: Bahan dan Proses Limbah Organik
Limbah anorganik didefinisikan sebagai segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit terurai serta sulit membusuk secara alami oleh mikroorganisme.
Penguraian limbah anorganik membutuhkan waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun, karena sifatnya yang tidak mudah terurai secara alami. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan serta bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Baca juga: Pengertian Limbah Anorganik Lunak
Dilihat dari definisinya saja, kita sudah tahu bahwa limbah organik dan anorganik tentu memiliki perbedaan yang sangat berkebalikan.
Agar lebih dapat dipahami, berikut perbedaan limbah organik dan anorganik yang sudah terangkum dalam tabel di bawah ini:
Baca juga: Kriteria Parameter Limbah
Limbah organik terdiri dari dua jenis, di antaranya:
Baca juga: Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Organik
Limbah anroganik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Baca juga: Limbah Gas: Pengertian dan Contohnya
KOMPAS.com - Limbah anorganik adalah jenis sampah yang sulit terurai dan biasanya bukan berasal dari hewan dan tumbuhan.
Sampah anorganik tetap bisa terurai, namun tidak secara alami. Jika limbah anorganik terurai secara alami, tentu membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan sampah organik.
Oleh sebab itu, limbah anorganik kerap dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan, misalnya kerajinan, guna mencegah penumpukan sampah yang sulit terurai.
Reduce (Mengurangi)
Reduce adalah upaya mengurangi penggunaan material anorganik yang tidak perlu atau tidak penting. Bisa dengan memilih produk ramah lingkungan, membeli barang secukupnya, mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, dan lain-lain.
Recycle (Mendaur Ulang)
Recycle adalah upaya mendaur ulang contoh limbah keras anorganik maupun limbah lunak anorganik agar bisa digunakan kembali sebagai bahan pembuatan produk baru. Misalnya dengan mengumpulkan botol plastik, kaleng aluminium, kertas, dan sebagainya untuk didaur ulang.
Contoh Limbah Anorganik
Berikut sejumlah contoh dari limbah anorganik ini, antara lain:
Contoh yang pertama adalah limbah plastik. Seperti nama yang dimilikinya, limbah ini berasal dari plastik dan sudah tidak digunakan lagi. Perlu diketahui, limbah jenis ini begitu berbahaya bila dibuang secara sembarangan.
Hal ini disebabkan karena limbah ini tidak dapat membusuk karena tidak bisa didaur ulang dengan alam. Akibatnya, limbah akan merusak ekosistem. Sebuah data yang berasal dari Badan Pusat Statistik mengungkap, limbah plastik yang berada di Indonesia mencapai 64 ton setiap tahunnya dan 3,2 juta ton dibuang ke laut.
Limbah anorganik yang ada di laut ini akhirnya terpapar angin, sinar matahari dan gelombang, hingga akhirnya memecahnya menjadi partikel kecil. Setelah memecah menjadi partikel kecil, ikan serta satwa laut ikut mengonsumsinya.
Ikan yang mengonsumsi limbah ini kemudian dikonsumsi manusia dan dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Limbah plastik tentu saja berbahaya untuk lingkungan, karena dapat menyebabkan sejumlah masalah seperti:
Contoh limbah anorganik lainnya adalah kaca. Limbah kaca dapat dikatakan sebagai sampah yang berbahaya bila dibuang secara sembarangan, karena dapat terinjak dan akhirnya melukai hewan dan manusia di sekitar.
Bukan hanya itu, limbah kaca ini juga sukar tarurai di dalam tanah. Kaca dibuat dari pasir silika serta dicampur dengan batu kapur dan abu soda. Dengan pemanasan, tiga bahan tersebut tercampur dan dijadikan kaca. Bahan kaca bahkan membutuhkan waktu hingga 1 juta tahun agar dapat terurai tanpa bersisa.
Karena alasan inilah, limbah kaca umumnya didaur ulang atau digunakan kembali. Limbah kaca yang sudah pecah akan didaur ulang menjadi barang yang sama seperti semula. Nantinya akan menjadi barang lain seperti vas bunga, botol, cendera mata dan berbagai hiasan lain.
Contoh limbah anorganik lainnya adalah limbah logam. Contoh limbah ini seperti kaleng, besi, timah, alumunium dan lainnya. Limbah ini dapat dengan mudah Anda temukan di lingkungan sekitar.
Pada dasarnya, contoh limbah ini bisa dipisahkan dari timbunan sampah serta dapat didaur ulang menjadi berbagai macam barang dengan nilai seni. Umumnya, limbah ini akan dilebur ke material asalnya serta digunakan sebagai campuran semen atau yang lainnya.
Umumnya, limbah ini akan dipipihkan agar dapat menghemat ruang dalam tempat sampah. Kemudian untuk kaleng yang memiliki kandungan lem, serta larutan kimia yang berbahaya juga harus dibuang di tempat sampah yang terpisah.
Kemudian sampah yang berasal dari bahan kaleng bisa didaur ulang menjadi sejumlah barang kerajinan yang memiliki manfaat tinggi seperti gantungan kunci, celengan dan yang lainnya.
Contoh lain yang tidak boleh terlewat adalah limbah baterai. Baterai serta lampu adalah limbah elektronik yang memiliki substansi yang berbahaya. Ketika baterai yang sudah habis, kemudian dibuang di tempat pembuangan akhir, baterai dapat membusuk kemudian bocor.
Bila limbah anorganik ini mengalami korosi, nantinya bahan kimia dapat meresap di dalam tanah dan akhirnya mencemari air tanah serta permukaan. Banyaknya ukuran dan variasi baterai akan membuat proses daur ulang menjadi sulit.
Oleh sebab itu, limbah baterai harus dipilih dan dipilah sesuai dengan kesamaan jenis yang dimilikinya, karena setiap jenis baterai mempunyai teknik daur ulang berbeda-beda.
Baterai yang memiliki kandungan asam timbal yang berasal dari kendaraan sering didaur ulang dan diambil logam dari dalamnya.
Limbah anorganik gas
Limbah anorganik gas adalah sampah yang tidak dapat diraba oleh indera.
Biasanya, limbah gas anorganik berasal dari cerobong asap di pabrik-pabrik produksi.
Asap atau gas tersebut bisa berbahaya karena dapat menyebabkan Bumi menjadi lebih panas, rawan terhadap hujan asam, dan berbagai polutan akan meningkat.
Tidak mudah terurai
Ciri limbah anorganik yang pertama adalah tidak mudah terurai. Artinya, sampah anorganik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai.
Faktanya, beberapa jenis limbah anorganik membutuhkan waktu hingga puluhan tahun untuk terurai menjadi zat, elemen, atau partikel yang lebih kecil.
Ciri-ciri limbah anorganik
Berikut adalah ciri-ciri limbah atau sampah anorganik:
Baca juga: Sampah Saset di Sungai Ciliwung Mengandung Polimer EVOH, Apa Itu?
Mar Contoh Limbah Keras Anorganik dan Limbah Lunak Anorganik
Pencemaran lingkungan akibat sampah atau limbah adalah salah satu masalah yang wajib diatasi. Pasalnya, ada berbagai contoh limbah keras anorganik maupun organik yang dapat mengganggu kesehatan, kebersihan, keindahan, hingga kenyamanan lingkungan hidup.
Berbeda dengan sampah organik yang mudah terurai secara alami, limbah anorganik sulit terurai, bahkan butuh waktu lama agar bisa terdegradasi sempurna. Terutama limbah keras anorganik yang umumnya memiliki sifat lebih sulit terurai oleh mikroorganisme.
Dapat didaur ulang
Ciri limbah anorganik yang terakhir adalah dapat diolah melalui proses daur ulang.
Meski sampah anorganik tidak mudah terurai, namun limbah anorganik dapat diolah melalui proses daur ulang untuk kebutuhan lain maupun diolah menjadi barang baru yang lebih bermanfaat.