Gambar Metamorfosis Tidak Sempurna Pada Jangkrik

Proses Metamorfosis Pada Nyamuk

Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada Nyamuk dimulai dari fase telur. Pada fase ini telur nyamuk ini dihasilkan dari nyamuk betina yang sebelumnya telah dibuahi oleh nyamuk jantan. Nyamuk betina ini bisa menghasilkan telur dari 100 hingga 200 butir dalam sekali pembuahan.

Nyamuk betina atau Induk nyamuk ini akan meletakkan telur-telurnya tersebut di permukaan air yang tenang dan dalam kondisi lembab. Telur-telur nyamuk akan mati sebelum berhasil menetas menjadi nyamuk dewasa jika air tempat mereka tinggal mengering. Jangka waktu menetasnya telur nyamuk adalah 1 sampai 3 hari.

Saat telur nyamuk berhasil menetas, maka fase metamorfosis selanjutnya adalah berubah menjadi larva. Larva ini lebih kita kenal dengan sebutan jentik nyamuk. Grameds mungkin pernah menemukan larva atau jentik nyamuk di atas permukaan air yang menggenang, seperti di bak mandi, ember, atau genangan lainnya.

Berbeda saat masih telur, jentik nyamuk sudah sangat bisa dilihat bahkan bergerak-gerak di dalam air. Fase larva nyamuk biasanya selama 7 hingga 10 hari untuk kemudian berubah lagi menjadi pupa.

Setelah jentik nyamuk, maka fase metamorfosis berikutnya adalah berubah menjadi pupa atau kepompong jika terjadi pada kupu-kupu. Tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu, saat nyamuk di fase pupa maka yang aktif hanyalah organ pernapasan saja yang dibahas juga dalam buku Seri Metamorphosis: Nyamuk.

Untuk berubah dari pupa menjadi nyamuk dewasa. Biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 12 hari. Pada saat fase pupa akan terjadi perubahan fisik, seperti muncul bulu-bulu dan sayap halus yang kemudian menjadi ciri khas dari nyamuk.

Setelah 12 hari melewati fase pupa, maka fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi nyamuk dewasa atau kita biasa menyebutnya nyamuk. Nyamuk dewasa akan keluar dari kulit pupa yang terbelah.

Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu menetas dibandingkan nyamuk betina dari pupanya. Setelah menjadi nyamuk dewasa maka hewan ini sudah bisa terbang, mencari makan, dan berproduksi kembali.

Proses Metamorfosis Pada Lebah Madu

Fase pertama lebah adalah telur dari lebah betina, yakni ratu lebah yang bertelur. Telur ini kemudian akan diletakan oleh lebah betina di sarang yang sudah dibuat terlebih dahulu oleh lebah jantan. Satu sarang ini hanya akan diisi oleh satu telur saja.

Dalam fase telur lebah betina akan membaginya menjadi 3 kelas, yakni lebah pekerja, lebah prajurit, dan calon ratu lebah. Kemudian telur-telur tersebut akan diletakan pada sarang lebah yang berbeda-beda. Untuk berubah dari telur menjadi larva, metamorfosis lebah hanya membutuhkan waktu 3 hari.

Setelah telur menetas maka memasuki fase larva yang masih berada di sel sarang dalam bentuk meringkuk yang kemudian akan melalui 5 kali fase ganti kulit. Dalam fase ini larva lebah bisa makan sampai lebih dari 1000 kali dalam sehari. Setelah sel larva lebah ditutup maka lebah akan memasuki fase metamorfosis menjadi pupa.

Setelah menjadi pupa maka lebah akan memasuki fase metamorfosis yang lama, yakni 12 hari di dalam sarangnya. Dalam fase ini akan terjadi pertumbuhan bentuk tubuh dan organ-organ yang berkembang semakin sempurna. Organ yang mulai terbentuk adalah mata, kaki, dan sayap. Selain itu akan tumbuh pula bulu-bulu halus yang ada di tubuh lebah dewasa.

Fase terakhir pupa lebah akan memakan lilin yang menutup sarangnya dan keluar sebagai lebah dewasa. Setelah berhasil keluar maka lebah dewasa akan menjalankan tugas sesuai kelasnya yang telah ditentukan oleh ratu lebah sebelumnya saat masih telur. Contohnya lebah pekerja akan mencari makan dan membangun sarang, lebah prajurit akan menjaga sarang, dan ratu lebah memimpin koloni.

Source : bobo.grid.id

Pertama lalat akan memasuki fase telur yang dihasilkan dari proses perkawinan lalat jantan dan betina. Telur merupakan hasil pembuahan dari perubahan spermatozoa yang berhasil pada lalat. Selanjutnya lalat betina akan meletakkan telur-telurnya di tempat kotor seperti sampah, bangkai binatang, hingga kotoran-kotoran. Di tempat kotor itulah sumber makanan untuk telur yang sudah menetas menjadi larva nantinya.

Setelah telur berhasil menetas, maka berubah menjadi larva atau biasa kita kenal dengan belatung. Bentuknya memang menjijikan seperti ulat kecil yang bergerak-gerak memakan kotoran disekitarnya. Larva ini kemudian akan melewati fase ganti kulit beberapa kali hingga kulitnya berubah menjadi keras.

Kemudian larva akan memasuki fase ganti kulit terakhir dan mencari tempat perlindungan yang jauh dari pemangsa atau predator yang bisa membunuhnya. Setelah itu larva akan berubah menjadi pupa dalam waktu 2 hari.

Setelah larva berhasil hidup maka akn berubah menjadi pupa yang bertapa di tempat gelap dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Pupa ini kemudian akan menjadi semakin keras dan berwarna kecoklatan, maka bentuk tubuhnya pun semakin berubah. Fase ini akan dijalani selama seminggu hingga lalat siap memiliki sayap dan membelah terbang menjadi imago.

Fase metamorfosis yang terakhir adalah berubah menjadi imago yang berhasil keluar dari pupa dan terbang mencari makan. Fase menjadi lalat dewasa biasanya terjadi dalam 21 hari. Kemudian imago betina akan kembali dibuahi lalat jantan dan menghasilkan telur lalat kembali.

Metamorfosis tidak sempurna

Metamorfosis tidak sempurna atau disebut juga dengan hemimetabola, adalah metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa dan larva. Jadi hewan-hewan yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna akan langsung menuju fase dewasa.

Ciri utama hewan yang memiliki metamorfosis tidak sempurna adalah, mereka memiliki bentuk yang tetap ketika menetas dan perubahannya hanya menyangkut pada ukuran tubuh saja.

Ciri lainnya yang tidak kalah penting adalah, hewan-hewan ini sering melakukan pergantian kulit atau molting. Pergantian kulit ini dilakukan karena hewan tersebut bertambah besar. Saking besarnya, kulit mereka tidak sanggup lagi untuk menutupi tubuhnya sehingga membutuhkan kulit baru yang lebih sesuai dengannya.

BACA JUGA: 14 Hewan Langka Di Indonesia Yang Dilindungi

Pengertian Metamorfosis

Metamorfosis adalah perubahan biologis yang terjadi pada hewan selama masa pertumbuhan. Proses metamorfosis ini baru akan berhenti ketika para hewan tersebut sudah memasuki usia dewasa. Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.

Berbeda dengan kebanyakan hewan lain, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya.

Kupu-kupu misalnya, sebelum memiliki dua sayap yang indah, kupu-kupu hanyalah ulat biasa yang merayap dari satu daun ke daun lain. Namun setelah melakukan metamorfosis, mereka tidak lagi menjadi ulat, mereka bukan hanya memiliki kaki-kaki kecil, tetapi juga dua sayap bercorak indah yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelum metamorfosis.

Mengingat perubahannya yang sangat drastis, tentu saja proses metamorfosis ini tidak selesai dalam waktu satu malam saja. Sebelum berubah, para hewan yang melakukan metamorfosis harus melewati beberapa tahapan. Ada tahapan apa aja?

Proses Metamorfosis Sempurna

Contoh Hewan yang Mengalami Metamorfosis Tidak Sempurna

Terkait contoh hewan metamorfosis tidak sempurna ini, berikut penjelasan lengkapnya kami lansir dari berbagai sumber, salah satunya Sciencing.com:

Metamorfosis Rayap (Dokterrayap.com)

Rayap dewasa yang telah menemukan pasangannya akan mencari sarang baru untuk berkembang biak. Rayap betina akan meletakkan telur yang telah menetas lalu jadi larva dan nimfa. Nimfa kecil berpotensi jadi salah satu kasta dalam koloni rayap yaitu golongan pekerja, tentara atau reproduktif primer.

Selain ketiga kasta tersebut, ada satu kasta lain yaitu reproduktif sekunder. Mereka sama dengan reproduktif primer yaitu tidak memiliki sayap.

Metamorfosis Belalang (Maglearning.id)

Belalang melewati tiga fase yaitu telur, nimfa dan imago. Belalang betina akan menghasilkan 10-300 telur selama musim panas. Kemudian belalang menyimpan sejumlah telur yang dimilikinnya di atas pasir atau tanaman, biasanya akan menetas setelah 10 bulan.

Tampilan nimfa mirip dengan belalang dewasa namun belum memiliki sayap dan alat reproduksi. Kedua organ tubuh ini baru akan muncul 30 hari kemudian setelah berganti kulit beberapa kali hingga akhirnya jadi belalang dewasa.

Metamorfosis Capung (Popmama.com)

Capung juga termasuk ke dalam jajaran contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum berubah jadi nimfa. Telur capung yang berbentuk lonjong biasanya disimpan di air berarus deras seperti sungai.

Setelah memasuki usia tiga minggu, telur capung akan menetas jadi larva yang memakan segala. Capung akan memakan cacing, ikan kecil dan hewan kecil yang ada di air lainnya. Jika sudah banyak makan, larva capung berubah jadi nimfa dan tumbuh sebagai imago.

Metamorfosis  Jangkrik (Mediaindonesia.com)

Jangkrik melewati 3 fase dalam hidupnya yaitu telur, nimfa dan tumbuh jadi jangkrik dewasa atau imago. Jangkrik termasuk hewan yang melewati metamorfosis paling cepat. Dalam satu musim, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur yang menetas dalam tiga hari.

Setelah menetas, jangkrik hidup sebagai nimfa selama 40 hari, begitu juga untuk tumbuh dewasa memerlukan waktu 40 hari. Secara keseluruhan jangrik membutuhkan waktu 83 hari untuk tumbuh dewasa dan bereproduksi.

Metamorfosis Kecoa (iFabrix.com)

Terhitung kurang lebih ada sekitar 4.000 spesies kecoa berbeda yang hidup di dunia, semuanya melewati 3 fase. Ketika musim kawin, kecoa jantan dan betina akan bereproduksi menghasilkan sekitar 40 sel telur dan berubah jadi telur.

Satu kapsul telur bisa menampung sekitar 50 kecoa, setelah 38 hari telur tersebut akan menetas sebagai nimfa berwarna putih seperti kutu. Layaknya metamorfosis tidak sempurna, kecoa tidak melewati proses pupa dan larva. Kecoa yang menetas memiliki penampilan sama dengan versi dewasa.

Metamorfosis Kepik (Ilmuipa.my.id)

Kepik termasuk bagian keluarga hemiptera yang bisa menghasilkan 1000 telur larva dalam satu musim kawin. Sayangnya tidak semua telur kepik bisa menetas karena dimakan predator. Telurnya biasanya terletak di dedaunan dan menetas setelah satu minggu.

Tidak berbeda dengan capung, telur kepik yang menetas berubah jadi larva lalu mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar jadi kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak dilewati yaitu nimfa.

Metamorfosis Earwig (Gramedia.com)

Earwig atau dalam bahasa Indonesia disebut cocopet memang tidak hidup di Indonesia dan hanya ditemukan di Afrika, Amerika, Selandia Baru, Eurasia dan Australia. Pada siang hari, earwig biasanya bersembunyi di celah-celah tanaman dan baru mulai aktif mencari makanana saat sudah gelap.

Earwig melompat-melompat dari satu tanaman ke tanaman lain dan dengan cepat menemukan makanan seperti nyamuk, lalat atau hewan kecil lainnya. Fase hidup earwig dimulai dari telur lalu menetas jadi nimfa dan terakhir jadi earwig dewasa setelah melewati pergantian kulit.

Bisa disampulkan metamorfosis tidak sempurna ialah hewan atau serangga yang melewati 3 fase yaitu telur, nimfa dan fase dewasa. Setelah telur menetas dikenal fase muda sebelum akhirnya tumbuh dewasa. Fase nimpa ini melewati pergantian kulit beberapa kali.

METAMORFOSIS hanya terjadi pada hewan. Metamorfosis tidak sempurna adalah hewan yang mengalami perubahan bentuk hanya pada beberapa tahapan dalam tumbuh kembangnya.

Dalam tahapannya inilah yang membedakan antara metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.

Tahapan metamorfosis tidak sempurna yaitu: Telur > Nimfa > Dewasa.

Baca juga : Contoh Hewan-Hewan yang Menjalani Metamorfosis Sempurna

Nimfa merupakan bentuk ukuran hewan saat masih muda. Namun, bentuk tersebut tidak mengalami perubahan sampai ia berubah menjadi dewasa.

Hal demikianlah yang dinamakan sebagai metamorfosis tidak sempurna.

Tahapan-tahapan dalam Metamorfosis

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, proses metamorfosis memakan waktu cukup lama dan harus melewati beberapa tahapan. Dimulai dari telur, lalu berkembang jadi nimfa, menetas menjadi larva, bertahan dalam fase pupa, sebelum mencapai fase dewasa atau imago yang menjadi tahapan terakhir dalam metamorfosis. Biar lebih jelas, berikut tahapan-tahapan dalam metamorfosis yang harus dilalui oleh para hewan.

Telur merupakan tahapan pertama dalam kehidupan seekor hewan. Telur berasal dari sel telur yang dimiliki oleh betina. Sel telur kemudian dibuahi oleh jantan, dan berubah menjadi telur. Para betina biasanya menyimpan telur mereka di tempat yang paling aman sekaligus paling sesuai bagi bayi-bayi mereka saat menetas nanti.

Telur nyamuk misalnya disimpan di genangan air karena sebelum berubah menjadi nyamuk, telur ini akan menetas sebagai jentik yang bertahan hidup di air. Begitu juga dengan telur kupu-kupu.

Meski kupu-kupu bisa terbang, dan bisa meletakkannya telurnya di tempat tinggi, para kupu-kupu lebih memilih meletakkan calon anaknya di dedaunan. Meski tidak terlalu aman, ketika telur menetas, larva kupu-kupu membutuhkan dedaunan di sekitar mereka untuk dimakan dan bertahan hidup. Karena alasan itulah para induk kupu-kupu meletakkan telur mereka di dedaunan, agar bayi-bayi mereka kelak tidak kelaparan.

Di dalam telur, bayi-bayi hewan ini mulai hidup. Perlahan tapi pasti, organ tubuh mereka mulai terbentuk dan berfungsi. Setelah semuanya siap, telur ini mulai menetas dan memiliki penampilan yang menyerupai induk mereka dalam versi yang lebih kecil. Bayi-bayi hewan ini kemudian dikenal dengan istilah nimfa, dan hanya terjadi pada hewan yang mengalami metamorfosis yang tidak sempurna.

Normalnya, hewan yang melewati tahapan atau fase larva akan mengalami metamorfosis sempurna. Namun beberapa hewan dengan metamorfosis tidak sempurna juga kerap kali terlahir sebagai larva.

Tahapan ini terjadi, karena hewan tersebut memiliki bentuk yang jauh berbeda dengan induknya. Saat masih menjadi larva, hewan juga aktif bergerak. Tidak hanya aktif, mereka juga makan dalam jumlah cukup banyak. Menariknya, makanan yang disantap oleh larva tidak semuanya dicerna.

Di saat yang sama, larva-larva hewan juga menyimpan sebagian makanan yang mereka dapatkan, dan menjadikannya makanan cadangan. Hal ini dilakukan karena pada tahapan selanjutnya, larva hewan tidak bisa makan, dan hanya akan fokus pada perubahan tubuhnya.

Setelah mengumpulkan makanan yang cukup, larva akan berhenti makan, lalu mulai menutup diri dan berubah menjadi kepompong atau pupa. Selama berubah jadi kepompong, larva hewan tidak bisa pergi kemana-mana. Untuk melindungi diri dari pemangsa atau gangguan luar, larva melapisi kepompong mereka dengan kerangka kuat yang dikenal dengan nama kokon.

Dan meski dari luar kepompong tampak mati, namun di bagian dalamnya, larva justru aktif melakukan perubahan besar-besaran pada tubuh mereka. Tidak jarang selama fase ini, organ tubuh baru muncul dan membuat penampilan mereka menyerupai induknya.

Untuk perubahan ini larva memang membutuhkan energi besar, dan karena mereka tidak lagi makan, mereka mulai menggunakan cadangan makanan yang ada dan mengubahnya jadi energi. Perlu diingat bahwa setiap hewan membutuhkan waktu yang berbeda untuk menyelesaikan fase ini.

Larva kupu-kupu membutuhkan waktu selama kurang lebih dua belas hari, sedangkan jentik membutuhkan waktu hanya sekitar dua atau tiga hari untuk menyelesaikan fase pupa dan berubah menjadi nyamuk dewasa.

Setelah menyelesaikan fase sebelumnya, para hewan akan keluar dari kepompong mereka. Bukan sebagai larva, melainkan imago atau hewan dewasa dengan penampilan yang jauh berbeda. Selain penampilan yang berubah, para hewan yang sudah memasuki fase imago juga memiliki habitat dan makanan yang berbeda. Kupu-kupu misalnya, mereka tidak akan lagi tinggal di dedaunan melainkan terbang ke wilayah yang memiliki kelembapan tinggi dan menyantap madu bunga atau nektar sebagai makanannya.

Di fase ini juga, para hewan imago akan mulai mencari pasangan saat musim kawin tiba, dan bereproduksi. Para betina akan bertelur, lalu telur itu menetas, menjadi nimfa, larva, pupa, lalu dewasa.

Metamorfosis sempurna

Metamorfosis sempurna adalah jenis metamorfosis dimana hewan tersebut melewati fase telur, larva, kepompong atau pupa, lalu imago. Hewan yang melakukan metamorfosis sempurna tidak melewati proses nimfa, dan karena tidak melewati proses nimfa, hewan-hewan ini akan menetas sebagai larva yang memiliki penampilan berbeda dengan induknya.

Penampilan ini baru akan berubah seperti induknya ketika hewan tersebut sudah melewati fase kepompong dan mencapai fase imago atau dewasa. Hewan-hewan yang bisa jadi contoh metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu dan tawon.

Pengertian Metamorfosis Sempurna

Metamorfosis adalah sebuah proses berubahnya bentuk dan fungsi tubuh hewan, namun tidak semua hewan mengalami metamorfosis. Itulah sebabnya daur hidup hewan ada yang mengalami metamorfosis atau pula yang tidak.

Sebutan hewan yang kemudian tidak mengalami metamorfosis adalah ametamorfosis. Jenis hewan yang biasanya mengalami metamorfosis adalah serangga dan amfibi. Sedangkan jenis hewan yang biasanya tidak mengalami metamorfosis (ametamorfosis) adalah mamalia, reptil, unggas, dan ikan.

Fase metamorfosis kemudian juga masih dibagi lagi menjadi dua, yakni metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan sebuah proses pertumbuhan biologis yang terjadi pada hewan karena mengalami perubahan bentuk organ tubuh secara signifikan.

Metamorfosa ini menunjukan sebuah perubahan wujud secara sempurna karena ada pula pengecualian untuk makhluk hidup yang berkembang tidak wajar atau biasa disebut metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis sempurna pada umumnya melalui tahap telur-larva-kepompong-dewasa. Sedangkan, metamorfosis tidak sempurna hanya melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh berkembang menjadi imago seperti halnya yang dibahas dalam buku Komik Sains Bocah Cerdas: Metamorfosis.

Hewan yang bermetamorfosis sempurna tersebut kemudian akan berkembang secara wajar dari satu bentuk ke bentuk lain secara berurutan. Jadi pertumbuhan makhluk hidup tidak ada cacat sampai berubah ke bentuk akhirnya.

Proses perkembangan metamorfosis sempurna pada makhluk hidup dimulai dari sel telur, setelah itu berkambang sampai berubaha menjadi bentuk sempurnanya.

Hewan-hewan yang mengalami proses perkembangan metamorfosis sempurna adalah Kupu-kupu, Katak, Nyamuk, lebah madu, dan alat. Berikut ini proses perkembangan lengkapnya dari fase metamorfosis yang terjadi pada hewan-hewan tersebut:

Proses Metamorfosis Pada Kupu-Kupu

Fase metamorfosis yang pertama adalah telur, dimana kupu-kupu dewasa berproduksi dan akan meninggalkan telurnya. Telur kupu-kupu ini berisi segala macam informasi genetik yang kupu-kupu dewasa letakan di bawah kelopak daun untuk menjaga telur-telurnya.

Perlu teman-teman Grameds tahu bahwa telur-telur kupu-kupu sangatlah kecil dan jumlahnya banyak, namun tidak semua sel telur tersebut dapat menetas. Dalam fase ini embrio akan berkembangkan dalam telur dan akhirnya menetas menjadi larva.

Setelah telur berhasil menetas, maka fase metamorfosis berikutnya adalah fase menjadi larva. Larva kupu-kupu memiliki tubuh seperti cacing namun bentuknya tidak terlalu panjang. Menurut Biology Dictionary, fase larva bertujuan untuk mengumpulkan energi sebagai bentuk persiapan pada tahap metamorfosis berikutnya dengan cara banyak makan.

Proses memakan inilah yang membuat kulit larva kupu-kupu sering lepas dan terus tumbuh menjadi semakin besar. Ulat kupu-kupu bisa tumbuh besar hingga 100 kali lipat dari ukuran sebelumnya dalam waktu beberapa minggu saja.

Fase metamorfosis berikutnya adalah larva berubah menjadi pupa atau biasa kita sebut kepompong. Pada fase ini ulat kupu-kupu akan berhenti bergerak dan membuat cangkang keras yang akan melindunginya selama beberapa waktu.

Dalam fase pupa, sel-sel larva akan berdiferensiasi menjadi tubuh, sayap, kaki, dan organ-organ lain untuk lebih sempurna. Setelah proses penyempurnaan organ dalam pupa selesai, maka kupu-kupu akan keluar dari kepompong tersebut.

Fase metamorfosis terakhir adalah pupa berubah menjadi kupu-kupu dewasa yang akan mengeluarkan hormon untuk melembutkan cangkang yang sebelumnya sangat keras agar ia bisa keluar. Cara kupu-kupu keluar dari kepompong tersebut adalah dengan mengepakan sayapnya. Cara inilah yang membuat sayap kupu-kupu yang awalnya terlipat menjadi terbentang dan bisa membuatnya terbang.

Berikut ini rekomendasi buku yang bisa Grameds baca jika ingin lebih tahu mengenai metamorfosis pada kupu-kupu dalam bentuk cerita yang menggambarkan proses hidup manusia juga: